Pemandian Tirta Budi Blue Lagoon-nya Sleman
Sudah sejak berpuluh-puluh tahun silam, warga Desa Dalem, Widodomartani hidup berkelimpahan air. Tiga buah mata air yang tak pernah kering menjadi tumpuan hidup mereka, Sendang Wadon (putri), Belik Kluwih dan Sendang Lanang (putra). Ketiga sendang tersebut berada di daerah aliran Kali Tepus. Sendang Wadon yang merupakan tempat pemandian para wanita, berada di dalam sebuah bilik dan berupa kolam kecil. Sementara itu, Belik Kluwih dan Sendang Lanang hadir dalam bentuk pancuran dengan air yang berasal dari dinding tepi kali. Air Belik Kluwih berkumpul dan membentuk sebuah kedung, sementara itu Sendang Lanang membentuk kolam kecil. Kedung inilah yang akhirnya dijuluki sebagai Blue Lagoon.
Sebetulnya, nama resmi pemandian ini adalah Pemandian Tirta Budi. Namun, anak-anak muda sudah terlanjur mengenalnya dengan nama Blue Lagoon lantaran airnya yang jernih dan biru. Meskipun mungil dan jauh berbeda dengan Blue Lagoon yang ada di Iceland, pemandian ini tetap saja unik dan mampu menarik perhatian banyak orang. Sehingga tak heran bila pemandian ini jadi kondang seantero Jogja dan ramai dikunjungi terutama ketika akhir pekan dan hari libur.
Untuk mencapai Pemandian Tirta Budi ini tidaklah sulit. Jika kita datang dari arah Jogja kota, langsung saja arahkan kendaraan ke Jalan Kaliurang. Sesampainya di kilometer 13, kita akan menemukan pertigaan Jalan Raya Besi-Jangkang di sebelah kanan jalan. Belok dan ikuti saja jalan raya ini hingga sampai di Pasar Jangkang. Dari pertigaan Pasar Jangkang, ambil arah kanan sekitar 100 meter dan ikuti petunjuk arahnya. Maka kita akan sampai di Blue Lagoon ini.
Pada musim penghujan, kedung ini akan menyatu dengan aliran air Kali Tepus yang mengakibatkan efek birunya menghilang. Meskipun demikian, tak perlu berkecil hati, kita tetap bisa berwisata air di sini. Pinjam saja pelampung dan ban yang disewakan oleh Pokdarwis Blue Lagoon dan cobalah meluncur dari sebuah bendungan kecil di ujung kali. Menjajal terapi pijat dari pancuran tinggi di sebelah Sendang Lanang pun tak kalah menariknya. Arahkan punggung atau bagian tubuh lain yang terasa pegal dan biarkan air yang memancur memijat kita.
Lelah bermain air, menikmati nasi kucing dan teh hangat sambil bersantai di gazebo-gazebo bambu karya warga sekitar menjadi pilihan yang lebih menyenangkan dibandingkan langsung pulang. Suara gemericik air, suara cicit burung dan angin yang menggesek daun-daun bambu adalah melodi alam yang mungkin sudah jarang ditemukan. Jika beruntung, kita juga dapat melihat anak-anak kecil setempat "beratraksi" ketika menceburkan diri ke air. Mereka terkadang dengan spontan melakukan gerakan backflip dan tak jarang pula berenang sambil berlomba mencari dan mengambil kelereng yang dilemparkan ke dalam sungai.
Ketika berkunjung ke Blue Lagoon, sebenarnya tak hanya sensasi segarnya bermain air dan berwisata sungai saja yang dapat kita nikmati. Pasalnya, Desa Dalem yang kini juga dikenal dengan nama Desa Wisata Blue Lagoon ini pun memberi kesempatan kita untuk melihat lebih dekat kehidupan masyarakat di sekitarnya. Jadi, jika bosan dengan suasana kota, coba saja untuk live in di sini dan berbaur bersama warga. Tinggal dihomestay, mencicipi sego wiwit, es dung-dung hingga belajar membatik pasti menyenangkan.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda